SAJAK BERISIK
"SENI TAK TERIKAT BATAS APAPUN, IA LEBIH BEBAS DARI PENDAPAT SIAPAPUN TENTANG SENI"
Kamis, 28 Januari 2016
Jumat, 15 Januari 2016
Diskusi Angin dan Cahaya
Disini dibatas logika dan hati
Pernah jadi diskusi antara angin dan cahaya
Memperdebatkan hadirnya pagi
Sampai akhirnya nona menyapa dengan senyumnya
Dan hanya pagi yang bernada yang mereka bicarakan
Pada dasarnya semua orang merindukan cahaya
Nona, jika kau minta cahaya dariku
Mungkin tak seberapa
Cahaya samar, buram dan hampir hitam
yang terbit dari balik sisi gelapku
Tapi setidaknya bisa menyinari gelap langkahmu
Bak fajar dari ufuk di dunia yang usang ini
Semoga dengan cahaya ini
Bisa kujemput senyum nona
Yang lebih ceria dari fajar
Disini dibatas logika dan hati
Pernah jadi diskusi antara angin dan cahaya
Memperdebatkan hadirnya pagi
Sampai akhirnya nona menyapa dengan senyumnya
Dan hanya pagi yang bernada yang mereka bicarakan
Pada dasarnya semua orang merindukan cahaya
Nona, jika kau minta cahaya dariku
Mungkin tak seberapa
Cahaya samar, buram dan hampir hitam
yang terbit dari balik sisi gelapku
Tapi setidaknya bisa menyinari gelap langkahmu
Bak fajar dari ufuk di dunia yang usang ini
Semoga dengan cahaya ini
Bisa kujemput senyum nona
Yang lebih ceria dari fajar
Bisik Intuisi
Berangkat dari logika, cinta banyak makna
Berangkat dari dirimu, logika tak berperan
Seakan samar dan tak angkat bicara
Besarnya cinta ini menutup mulut
Mulut yang melahirkan kata-kata
Kata-kata yang menciptakan janji
Janji yang bertumpu pada logika
Semua karena apa?
Karena senyum indahmu yang bertubi-tubi menyayat logikaku
Apa aku lemah?
Apa aku takut?
Aku lemah untuk menghindar
Aku takut untuk berjanji
Karena lari menjauh
Karena janji kadang menyakiti
Padamu, sayang ini sudah jadi intuisi
Percayakan intuisi yang berjalan dan bukan janji
Intuisi berbisik padaku untuk mencintaimu saat ini
Bukan untuk nanti, esok dan selamanya
Karena itu bagian dari janji
Rasaku padamu memang temporer
Karena hanya saat ini
Rabalah hatimu
Percayakan padaku
Karena percaya bukan pada janji
Tapi pada hati....
Berangkat dari logika, cinta banyak makna
Berangkat dari dirimu, logika tak berperan
Seakan samar dan tak angkat bicara
Besarnya cinta ini menutup mulut
Mulut yang melahirkan kata-kata
Kata-kata yang menciptakan janji
Janji yang bertumpu pada logika
Semua karena apa?
Karena senyum indahmu yang bertubi-tubi menyayat logikaku
Apa aku lemah?
Apa aku takut?
Aku lemah untuk menghindar
Aku takut untuk berjanji
Karena lari menjauh
Karena janji kadang menyakiti
Padamu, sayang ini sudah jadi intuisi
Percayakan intuisi yang berjalan dan bukan janji
Intuisi berbisik padaku untuk mencintaimu saat ini
Bukan untuk nanti, esok dan selamanya
Karena itu bagian dari janji
Rasaku padamu memang temporer
Karena hanya saat ini
Rabalah hatimu
Percayakan padaku
Karena percaya bukan pada janji
Tapi pada hati....
Bait Sederhana
memang untuk saat ini
hanya dari bait sederhana ini
aku mengutarakan rasa kagum padamu
menikmati estetika senyummu
merasakan dingin tangismu
hangat sentuhmu
kadang aku berpikir
mengapa mentari datang setiap pagi untuk menunjukkan betapa sombongnya kehangatan sinarnya
kalau aku boleh meminta
Jangan pagi kau hadirkan
Biarkan malam terus berjalan
karena sesungguhnya aku sudah menyimpan sinar yang lebih indah dari sinar mentari
sinar yang lebih sejuk dari embun
sinar yang lebih cerah dari pelangi
Terimakasih Tuhan atas anugrahmu
Tuhan berikan aku satu sinar yang terbit dari senyummu wahai cintaku
Untukmu cinta
Baitku yang sederhana dari kamu yang istimewa
memang untuk saat ini
hanya dari bait sederhana ini
aku mengutarakan rasa kagum padamu
menikmati estetika senyummu
merasakan dingin tangismu
hangat sentuhmu
kadang aku berpikir
mengapa mentari datang setiap pagi untuk menunjukkan betapa sombongnya kehangatan sinarnya
kalau aku boleh meminta
Jangan pagi kau hadirkan
Biarkan malam terus berjalan
karena sesungguhnya aku sudah menyimpan sinar yang lebih indah dari sinar mentari
sinar yang lebih sejuk dari embun
sinar yang lebih cerah dari pelangi
Terimakasih Tuhan atas anugrahmu
Tuhan berikan aku satu sinar yang terbit dari senyummu wahai cintaku
Untukmu cinta
Baitku yang sederhana dari kamu yang istimewa
Cinta Mengaburkan Batas
perbedaan bukan lagi orang asing pada kita
karena detik, menit dan semua waktu selalu mengukir perbedaan
Bahkan dirimu dan dirimu tak lagi sama
Begitu juga aku dan aku
Apa sederhana itu untuk disimpulkan?
Ya, seperti isyarat yang tak sempat disampaikan api pada asap
dari celah huruf-huruf pada bait ini
dirimu tak pernah henti kucari
sampai akhirnya perbedaan tentang kita tak dikenal lagi
memang kita berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta
cinta yang mengaburkan semua batas
batas perbedaan dalam kita
Lebih dekat dan lebih dekat
dan menjadikannya tiada..
perbedaan bukan lagi orang asing pada kita
karena detik, menit dan semua waktu selalu mengukir perbedaan
Bahkan dirimu dan dirimu tak lagi sama
Begitu juga aku dan aku
Apa sederhana itu untuk disimpulkan?
Ya, seperti isyarat yang tak sempat disampaikan api pada asap
dari celah huruf-huruf pada bait ini
dirimu tak pernah henti kucari
sampai akhirnya perbedaan tentang kita tak dikenal lagi
memang kita berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta
cinta yang mengaburkan semua batas
batas perbedaan dalam kita
Lebih dekat dan lebih dekat
dan menjadikannya tiada..
Selasa, 12 Januari 2016
Estetika Anarki
anarkis bukan kekerasan
bukan kekacauan
bukan pula perang
sedikit lawan semua
bukan barbarisme
kondisi liar manusia
anarkis adalah bebas
tak ada perbudakan
adalah kesetaraan
damai dan harmonis
tanpa dominasi
tanpa penindasan
anarkis untuk dipertimbangkan
direvisi dan disempurnakan
bukan kebenaran absolut
yang harus dianut
anarkis bukan kekerasan
bukan kekacauan
bukan pula perang
sedikit lawan semua
bukan barbarisme
kondisi liar manusia
anarkis adalah bebas
tak ada perbudakan
adalah kesetaraan
damai dan harmonis
tanpa dominasi
tanpa penindasan
anarkis untuk dipertimbangkan
direvisi dan disempurnakan
bukan kebenaran absolut
yang harus dianut
Langganan:
Postingan (Atom)